Rabu, 13 Oktober 2010

Kapal Pesiar dan Kapal Penumpang – apa bedanya?

Kapal pesiar dan penumpang adalah kapal-kapal yang mengangkut orang-orang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Meskipun kapal-kapal ini nampak mirip, mereka memiliki tujuan yang berbeda. Kapal pesiar biasanya menekankan jasa mereka pada pengalaman berlayar bagi para penumpang yang ada di atasnya dengan berbagai fasilitas seperti restoran, bioskop, geladak matahari untuk berjemur, kolam renang, pusat olah raga, ruang-ruang pijat dan spa. Sedangkan kapal penumpang lebih menekankan pada pengantaran penumpang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya secepatnya.

Kapal pesiar, hingga pada taraf tertentu sama dengan hotel. Dengan kata lain, kapal pesiar adalah hotel terapung bagi para pelancong laut atau samudra. Oleh karena itu banyak kapal pesiar yang menjual tiket pulang pergi dan melakukan perjalanan laut atau samudra lebih panjang dari kapal penumpang.

Antara tahun 1800-an dan awal 1900-an, kapal-kapal penumpang merupakan maskapai pelayaran samudra yang mengantar penumpang dan barang dari pelabuhan-pelabuhan Eropa ke Amerika. Berjuta-juta kaum migran pindah dari Eropa ke Amerika menggunakan kapal penumpang. Salah satunya adalah Kapal Uap Pembawa Surat Kerajaan (Royal Mail Steamer) RMS Titanic yang nahas itu. Selama masa itu, perjalanan yang lebih cepat berarti pelayanan kapal yang lebih baik dan keuntungan lebih tinggi yang bisa mereka peroleh karena biaya operasional yang semakin berkurang untuk setiap perjalanan.

Perusahaan pelayaran milik Indonesia, PELNI, mengoperasikan lusinan kapal-kapal buatan Jerman yang melayani penumpang Indonesia yang semakin meningkat.

Dengan diperkenalkannya pesawat-pesawat penumpang besar di tahun 1960an, para pelancong berpindah dari kapal ke pesawat. Untuk layanan transatlantic, kapal-kapal penumpang berhenti beroperasi pada tahun 1986 sedangkan di banyak belahan dunia lainnya seperti Kepulauan Indonesia, Kepulauan Filipina, dan Kepulauan Pasifik, kapal-kapal penumpang masih memainkan peranan yang sangat penting dalam mengantar penumpang dan barang. Pemerintah Indonesia, melalui maskapai pelayaran milik Negara – PELNI, telah membeli lebih banyak kapal penumpang dari Jerman untuk memenuhi peningkatan jumlah orang yang bepergian dari satu pulau ke pulau lainnya.

Penumpang dan buruh di Manokwari Papua sedang menunggu kapal Penumpang PELNI milik Indonesia, KM Nggapulu. Kapal tersebut bisa mengangkut 3.000 orang. Kapal ini dibangun di Jerman.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbear di dunia memiliki kurang lebih 17.000 pulau. Indonesia membutuhkan ribuan kapal untuk mendukung mobilitas rakyatnya dan aktivitas ekonomi negara. Oleh karena itu, lebih banyak kapal penumpang dibutuhkan di negara ini. Pasar potensial untuk kapal penumpang, roll on roll off (RORO) atau feri di Indoesia adalah besar dibandingkan kapal-kapal pesiar karena alasan daya beli masyarakat. Situasi yang sama dapat pula dilihat di Filipina di mana masyarakat lebih membutukan kapal penumpang dibandingkan kapal pesiar. Namun demikian kedua Negara itu memiliki pasar yang potensial untuk operasi kapal pesiar khususnya untuk masyarakat kelas menengah ke atas.

Di saat pasar untuk kapal pesiar di Asia masih kecil, pasar untuk Amerika Utara dan Eropa bertumbuh cepat dengan kompetisi tinggi. Operator-operator kapal pesiar seperti Holland America Lines, Royal Carribean International, dan Carnival Cruise Lines meluncurkan kapal-kapal baru untuk melayani para wisatawan yang terus meningkat, yang lebih suka menghabiskan waktu-waktu berharga mereka pada berbagai aktivitas rekreasional baik di atas hotel terapung yang mewah ini atau di resort-resort eksotik pribadi di Laut Karibea.

Dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Filipina serta negara ASEAN lainnya, pasar potensial untuk kapal pesiar di wilayah ini akan menarik operator kapal pesiar untuk menginvestasikan milyaran dollar Amerika dam Euro bagi pembangunan kapal-kapal pesiar yang baru. Sekarang tinggal masalah waktu saja bagi kita untuk melihat ratusan kapal penumpang dan pesiar mewah beroperasi di laut-laut Asia Tenggara. Pemerintah negara-negara ASEAN perlu didekati oleh para investor untuk pembuka pasar mereka bagi pengembangan industry perjalanan dan pariwisata samudra melalui sejumlah deregulasi di sektor kepariwisataan di wilayah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar